• Negara Dengan Akses Listrik Terendah
    dr-voltz

    Negara Dengan Akses Listrik Terendah Bag 1

    Negara Dengan Akses Listrik Terendah Bag 1 – Banyak negara di dunia masih kekurangan akses listrik yang luas, meskipun ada upaya elektrifikasi pedesaan. Selain itu, di banyak tempat, orang yang memiliki listrik hanya dapat mengandalkan tenaga listrik yang terputus-putus dan di bawah standar.

    Di Afrika, sebuah perusahaan konsultan Prancis telah memulai program fasilitas energi yang mempercepat pembangunan infrastruktur pedesaan untuk memasok tenaga listrik ke wilayah yang paling jauh di benua itu.

    Inisiatif lain di Afrika adalah mendorong penerapan sistem energi terbarukan, seperti generator angin, matahari, dan panas bumi untuk memberi daya pada daerah pedesaan Afrika. Sasarannya adalah menciptakan program energi yang andal dan berbiaya rendah. Berikut adalah negara dengan akses listrik terendah:

    Sudan Selatan (5,1% dari populasi)

    Sudan Selatan hanya memiliki 5,1% dari populasinya yang menikmati akses listrik. Kurang dari 1% jalannya beraspal, dan kurang dari 1% penduduknya memiliki perumahan formal bergaya Barat seperti yang juga kita kenal. Kebutuhan akan fasilitas seperti itu adalah hasil dari perang selama 30 tahun dan pengabaian pemerintah. Pemerintah sekarang mencoba menarik investor asing untuk melakukan berbagai usaha bisnis di Sudan Selatan. Banyak di antaranya akan digunakan untuk pembangkit dan distribusi listrik, infrastruktur transportasi, dan pengembangan properti. http://63.250.39.51/

    Chad (6,4% populasi)

    Chad memiliki kekurangan infrastruktur untuk memasok listrik pedesaan yang sangat dibutuhkan, dan hanya 6,4% penduduknya yang memiliki akses ke komoditas energi. Transportasi dan listrik juga kurang di sebagian besar daerah pedesaan. Listrik sebagian besar dipasok oleh pembangkit panas bumi, sedangkan bahan bakar sebagian besar berasal dari kayu. Sekitar 80% penduduk negara itu bekerja di sektor pertanian. Chad bergantung pada investasi asing untuk proyek-proyek besarnya, seperti pipa Chad-Kamerun dan pengembangan beberapa ladang minyak utamanya.

    Burundi (6,5% populasi)

    Burundi juga kekurangan pasokan energi, dengan hanya 6,5% penduduknya yang memiliki akses listrik. Meskipun 90% dari total penduduknya tinggal di pedesaan, hanya sebagian kecil yang menikmati manfaat listrik. Pasokan listrik tenaga air milik Burundi juga mengalami pemadaman listrik harian selama musim kemarau. Konsumsi biomassa menyumbang sekitar 94% dari kebutuhan energinya, dan biomassa yang dibakar di sana meliputi kayu bakar, arang, sisa pertanian, dan ampas tebu. Tenaga alternatif dipasok oleh energi matahari dan angin. Kementerian Energi dan Pertambangan telah bermitra dengan EnDev sejak 2010 dalam upaya membawa energi matahari ke negara tersebut untuk keperluan listrik pedesaan.

    Malawi (9,8% populasi)

    Negara Dengan Akses Listrik Terendah

    Malawi memiliki kekurangan infrastruktur untuk memasok listrik pedesaan sesuai kebutuhannya, dan hanya 9,8% dari populasinya yang memiliki akses ke sana. Program pemerintah di bawah Proyek Dukungan Sektor Energi telah melibatkan studi untuk menambah stasiun tenaga air tambahan, serta yang didukung oleh sumber angin, matahari, dan biogas. Bank Dunia adalah sumber pinjaman $ 85 juta yang memfasilitasi sebagian dari proyek tersebut. Pemerintah berharap dapat memperluas jangkauan kelistrikannya ke daerah pedesaan dengan prospek keberhasilan proyek ini.

    Liberia (9,8% populasi)

    Liberia juga kekurangan pasokan energi listrik, dan hanya 9,8% penduduknya yang memiliki listrik. Pasokan energi di dalam negeri sebagian besar bersumber (80%) dari biomassa, yang sebagian besar digunakan untuk kebutuhan memasak dan pemanas. Namun, kota Monrovia memiliki sekitar 85% penduduknya yang menggunakan arang. Beberapa rumah tangga pedesaan menggunakan genset listrik, meskipun ini membutuhkan bahan bakar impor yang mahal untuk menjalankannya. Mayoritas listrik dan minyak bumi yang tersedia di Liberia digunakan untuk transportasi dan produksi industri perkotaan.